Senin, 25 Januari 2010

Cinta terbawa mati

Sejenak ku terpejam di malam ini,
ku rengutkan wajah saat teringat,
kembali padaNya dua sahabat
yang dulu mencinta, berpegang erat.

Marah meledak air mata ku,
mengoyak dua sudut mata ini.
Saat dua sahabat terasa kembali mendekat,
menyentuh wajah lalu tersenyum,
senyum penuh harap tuk bersama lagi.

Bibirku turut menyungging, mata turut menyaksi.
Saat mereka bersenda bersenderan,
saat mereka tersipu berbincang,
bahkan saat mereka berjanji tuk berpisah.

Maaf sahabatku sayang,
Ku tak menyaksi
saat kalian direnggutNya.
Ku hanya menangisi
kalian di atas batu nisan
dan berdoa dari kejauhan.

Namun sungguh..
sakit bak belati menancap di hati,
pilu bak raga ditimpa balok kayu.

AAAARGGGH!
Ingin marah ku pada takdir kalian,
atau pada takdirku yang harus ditinggal kalian.

Terbayang,
di tanah merah yang berjauhan,
bunga kembar merah mekar bersamaan.
Menandakan sang penghuni masih berperasaan,
dan berjanji serta berpesan untuk membawa
cinta sampai mati.

2009


dedicated to:
-Uci & Purnama-
Dua sahabat yang saling mencinta
hingga ku tak yakin maut yang memisahkan.

Tidak ada komentar: