Hari Senin, jam 7 pagi ibu dan adikku berangkat ke rumah tante di desa. Aku antar mereka berdua ke stasiun kereta dengan sepeda motor. Sesampainya disana, seperti biasanya aku cium tangan ibuku dan kucium kening adikku. Sambil melihat mereka melangkah menjauh, ku teriak ,"Hati-hati ya! Kalo udah nyampe telpon ke rumah"!. "Iya"!, adikku menyeru. Lama-kelamaan mereka menghilang dari pandanganku. Aku pun pulang......
Di rumah hanya ada aku, ayah, dan abang. Karena kurang dekat, kita bertiga tidak melakukan hal-hal yang menarik selama ditinggal ibu dan adikku. Yang ku lakukan hanya memasak, pergi ke rumah teman, travelling ke tempat-tempat sejuk dan indah sendirian..
Tiap kali aku pergi ke gunung, entah mengapa bayang-bayang semasa kecilku seolah datang kembali. Di sana seakan ku melihat ayah dan dan ibu tertawa-tawa sambil makan nasi bungkus..sedangkan aku dan abang berlari-lari mengitari ayah dan ibu.."semua membuatku rindu ma! mama kapan pulang"?, rintihku dalam hati.
Kembali lagi ke rumah..hhh..hanya kompor dan komputer yang setia menemaniku. Ku lihat di pintu kulkas, dua buah memo bertuliskan :"Nenek sakit, dek! Ayah ke sana. Jaga rumah baik-baik ya"!. memo kedua :"Abang nginep di rumah Adi"!..Hhh..makin sepi hariku!!
Malamnya, hampir saja aku terlelap, gaduh ketukan pintu depan membuatku kaget.."Dek...Dek..buka..."!, aha, suara ibu. Akhirnya ibuku pulang. "Adik mana, Bu"?, tanyaku karena tak ku lihat adik dalam gandengan ibu. "Adik masih betah disana". Jawab ibuku lurus. Ku lihat lelah yang amat sangat menimpa wajah ibuku."Dek, ibu pusing, pengen tidur". "Ya tidur aja!hehe..pake bilang-bilang"!..Ibu kemudian masuk kamar. Aku pun masuk kamarku.Tidur.
Tiba-tiba, terdengar lagi suara gaduh ketukan pintu, "Dek..bangun Dek...", mmm..suara siapa yah? belum pernah kudengar..ku lihat handphoneku. Kamis, 01.34. "Iya bentar"!. Ku loncat dari kasur, lari menuju pintu. "Oh, Pak Heri, ada apa pak"?, tanyaku penasaran. "Dek, barusan bapak dapat telepon dari rumah sakit X. Ibu sama adik kamu dapat kecelakaan di bus". , kata Pak Heri.HAH!!!"Ibu.."...langsung kugedor kamar ibu.."Bu...Bu...Buka"!!!!!!. Tak ada yang menyahut. Ku tarik panel pintu dan "Kriett...". Ta ada siapa-siapa di dalam..Kasur pun rapi seperti tak pernah ada yang menempati.."yu Pak! anter saya ke rumah sakit"!, ajakku pada pak Heri. "Pake motor saya aja, Pak"!. Kita ngebut pergi ke rumah sakit..
"Adek siapanya Bu Nina"?, tanya dokter padaku
"Saya anaknya, Pak. Dan Afni adik saya", jawabku agak gugup.
"Mmm..gini ya dek..adik kamu sekarang sudah mulai pulih, tapi ibu kamu masih di ruang operasi, kepalanya kena benturan keras",jelas dokter. "Sabar ya"!, lanjutnya.
Aku dan pak Heri hanya bisa menunggu semalaman di koridor rumah sakit.
Kamis, jam 8 pagi, aku terbangun, agak pegal badanku, karena semalaman ku tidur di bangku kayu. "Dek"!, sebuah tepukan di bahuku. "MAsuk"!. Dokter menyuruhku masuk ke sebuah ruangan. Di sana ku melihat jasad dua orang di atas kasur, badan mereka ditutupi kain putih hingga ke wajah, "Buka, dek"!, pinta dokter itu. sambil gugup ku membuka kain yang menutupi wajahnya. Ibu.................Lelah yang amat sangat terlihat di wajahmu. Ku lirik pak dokter, ia hanya bisa mengangguk. Tak lama ayah dan abangku datang. Abang langsung tertunduk melihat ibu yang sudah terbujur kaku. Ayah langsung memelukku dan tiba-tiba gelap!!!
"Dek..dek..bangun"! suara ayahku sangat jelas terdengar.Spontan ku tanya adikku,"Afni mana"?..Ayah kemudian bilang,"Afni dan ibu sudah dibawa ke rumah"!. "Dan"?, tanyaku dalam hati..Ayah aku ingin pulang....
Di rumah, banyak sekali orang datang..termasuk saudara-saudaraku dari luar kota. Ku serasa berada di keramaian namun tetap hatiku sepi, karena ibu sudah meninggalkanku..Ku jalan dengan perlahan menghampiri jasad yang sedang dibacakan yasin.."Tapi koq dua"? tanyaku dalam hati. Kusingkap kain di wajah satu jasad yang lain,"AFNIIIIII....."!!!!, teriakku dan kemudian gelap lagi...Dalam gelap samar-samar datang dua cahaya. Semakin lama semakin dekat.... Mereka memelukku, Afni, ibu....Afni bilang padaku, "Makasih ya kak, dah nganterin kita ke stasiun", polos sekali ia berkta..Aku hanya bilang, "sama-sama"..dan mereka tiba-tiba menghilang karena ternyata aku siuman kembali. "Yah, kata dokter afni sudah pulih. Tapi koq malah ikut ibu"?, tanyaku pada ayah. "Kata dokter, sewaktu tidur, detak jantung Afni tiba-tiba melemah dan nafasnya hilang". Mereka juga nggak tau kenapa".
Ya sudah lah!! aku hanya bisa sesenggukan sambil memeluk ayahku dan dua jasad di belakang ayah, yang terbujur tanpa nafas, namun tetap saja mereka seperti menatapku sambil tersenyum.....aku gak tau harus gimana menghadapi ini.Orang-orang yang kucintai secara tiba-tiba dikabarkan tiada. Tapi aku masih bingung, yang datang waktu Rabu malam, mengaku pusing dan ingin tidur lalu masuk ke kamar ibu siapa?????????????
Di rumah hanya ada aku, ayah, dan abang. Karena kurang dekat, kita bertiga tidak melakukan hal-hal yang menarik selama ditinggal ibu dan adikku. Yang ku lakukan hanya memasak, pergi ke rumah teman, travelling ke tempat-tempat sejuk dan indah sendirian..
Tiap kali aku pergi ke gunung, entah mengapa bayang-bayang semasa kecilku seolah datang kembali. Di sana seakan ku melihat ayah dan dan ibu tertawa-tawa sambil makan nasi bungkus..sedangkan aku dan abang berlari-lari mengitari ayah dan ibu.."semua membuatku rindu ma! mama kapan pulang"?, rintihku dalam hati.
Kembali lagi ke rumah..hhh..hanya kompor dan komputer yang setia menemaniku. Ku lihat di pintu kulkas, dua buah memo bertuliskan :"Nenek sakit, dek! Ayah ke sana. Jaga rumah baik-baik ya"!. memo kedua :"Abang nginep di rumah Adi"!..Hhh..makin sepi hariku!!
Malamnya, hampir saja aku terlelap, gaduh ketukan pintu depan membuatku kaget.."Dek...Dek..buka..."!, aha, suara ibu. Akhirnya ibuku pulang. "Adik mana, Bu"?, tanyaku karena tak ku lihat adik dalam gandengan ibu. "Adik masih betah disana". Jawab ibuku lurus. Ku lihat lelah yang amat sangat menimpa wajah ibuku."Dek, ibu pusing, pengen tidur". "Ya tidur aja!hehe..pake bilang-bilang"!..Ibu kemudian masuk kamar. Aku pun masuk kamarku.Tidur.
Tiba-tiba, terdengar lagi suara gaduh ketukan pintu, "Dek..bangun Dek...", mmm..suara siapa yah? belum pernah kudengar..ku lihat handphoneku. Kamis, 01.34. "Iya bentar"!. Ku loncat dari kasur, lari menuju pintu. "Oh, Pak Heri, ada apa pak"?, tanyaku penasaran. "Dek, barusan bapak dapat telepon dari rumah sakit X. Ibu sama adik kamu dapat kecelakaan di bus". , kata Pak Heri.HAH!!!"Ibu.."...langsung kugedor kamar ibu.."Bu...Bu...Buka"!!!!!!. Tak ada yang menyahut. Ku tarik panel pintu dan "Kriett...". Ta ada siapa-siapa di dalam..Kasur pun rapi seperti tak pernah ada yang menempati.."yu Pak! anter saya ke rumah sakit"!, ajakku pada pak Heri. "Pake motor saya aja, Pak"!. Kita ngebut pergi ke rumah sakit..
"Adek siapanya Bu Nina"?, tanya dokter padaku
"Saya anaknya, Pak. Dan Afni adik saya", jawabku agak gugup.
"Mmm..gini ya dek..adik kamu sekarang sudah mulai pulih, tapi ibu kamu masih di ruang operasi, kepalanya kena benturan keras",jelas dokter. "Sabar ya"!, lanjutnya.
Aku dan pak Heri hanya bisa menunggu semalaman di koridor rumah sakit.
Kamis, jam 8 pagi, aku terbangun, agak pegal badanku, karena semalaman ku tidur di bangku kayu. "Dek"!, sebuah tepukan di bahuku. "MAsuk"!. Dokter menyuruhku masuk ke sebuah ruangan. Di sana ku melihat jasad dua orang di atas kasur, badan mereka ditutupi kain putih hingga ke wajah, "Buka, dek"!, pinta dokter itu. sambil gugup ku membuka kain yang menutupi wajahnya. Ibu.................Lelah yang amat sangat terlihat di wajahmu. Ku lirik pak dokter, ia hanya bisa mengangguk. Tak lama ayah dan abangku datang. Abang langsung tertunduk melihat ibu yang sudah terbujur kaku. Ayah langsung memelukku dan tiba-tiba gelap!!!
"Dek..dek..bangun"! suara ayahku sangat jelas terdengar.Spontan ku tanya adikku,"Afni mana"?..Ayah kemudian bilang,"Afni dan ibu sudah dibawa ke rumah"!. "Dan"?, tanyaku dalam hati..Ayah aku ingin pulang....
Di rumah, banyak sekali orang datang..termasuk saudara-saudaraku dari luar kota. Ku serasa berada di keramaian namun tetap hatiku sepi, karena ibu sudah meninggalkanku..Ku jalan dengan perlahan menghampiri jasad yang sedang dibacakan yasin.."Tapi koq dua"? tanyaku dalam hati. Kusingkap kain di wajah satu jasad yang lain,"AFNIIIIII....."!!!!, teriakku dan kemudian gelap lagi...Dalam gelap samar-samar datang dua cahaya. Semakin lama semakin dekat.... Mereka memelukku, Afni, ibu....Afni bilang padaku, "Makasih ya kak, dah nganterin kita ke stasiun", polos sekali ia berkta..Aku hanya bilang, "sama-sama"..dan mereka tiba-tiba menghilang karena ternyata aku siuman kembali. "Yah, kata dokter afni sudah pulih. Tapi koq malah ikut ibu"?, tanyaku pada ayah. "Kata dokter, sewaktu tidur, detak jantung Afni tiba-tiba melemah dan nafasnya hilang". Mereka juga nggak tau kenapa".
Ya sudah lah!! aku hanya bisa sesenggukan sambil memeluk ayahku dan dua jasad di belakang ayah, yang terbujur tanpa nafas, namun tetap saja mereka seperti menatapku sambil tersenyum.....aku gak tau harus gimana menghadapi ini.Orang-orang yang kucintai secara tiba-tiba dikabarkan tiada. Tapi aku masih bingung, yang datang waktu Rabu malam, mengaku pusing dan ingin tidur lalu masuk ke kamar ibu siapa?????????????
Tidak ada komentar:
Posting Komentar